Home » » Menteri PU dan Jokowi Bersepeda Sehat Bersama Peringati Hari Tata Ruang

Menteri PU dan Jokowi Bersepeda Sehat Bersama Peringati Hari Tata Ruang

Jakarta-Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan sepeda bersama dalam rangka Aksi Damai Peduli Tata Ruang rangkaian peringatan hari tata ruang (haritaru) tahun 2012 di Bundaran Hotel Indonesia (HI) , Jakarta, kemarin.

Sepeda sehat yang dimulai dari Bunderan HI diikuti oleh Ny Djoko Kirmanto, Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, Irjen PU M.Basuki Hadimoeljono, Dirjen Penataan Ruang Imam S Ernawi, Kepala BPJT A Gani Ghazaly dan pejabat dan karyawan dilingkungan Pekerjaan Umum.

Rute sepeda sehat dalam rangka Haritau tersebut menempuh jarak tempuh sekitar 12 km mulai dari Bunderan HI kearah jln.Jenderal Sudirman dan putar balik depan ratu plaza serta finish di panggung samping Bunderan HI.

Selama perjalan terlihat sangat meriah dikanan kiri disepanjang jalan sudirman yang kebetulan car free day (hari tanpa kendaraan) yang dipenuhi masyarakat ibukota yang melakukan olah raga baik jalan kaki maupun naik sepeda.

Sepanjang perjalanan rombongan Menteri PU dan Jokowi tak henti-hentinya menyedot perhatian masyarakat ibukota yang melihatnya. Bahkan setiap Jokowi berhenti naik sepeda selalu dikerumuni masyarakat bak selebritis yang lagi naik daun. Bahkan dari orang tua maupun anak-anak ingin foto bersama entah untuk dokumentasi atau sekadar up date status di Blackbery.
BUKA AKSI DAMAI PEDULI TATA RUANG
Didalam kesempatan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto membuka Aksi Damai Peduli Tata Ruang dalam rangkaian hari tata ruang (haritaru) tahun 2012 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Ahad kemarin. Hari tata Ruang 2012 mengusung tema "Green City for a Better Life" (kota hijau untuk kehidupan yang lebih baik).dan juga ditandai dengan perangko Hari Tata Ruang.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, Irjen PU M.Basuki Hadimoeljono, Dirjen Penataan Ruang Imam S Ernawi, Kepala BPJT A Gani Ghazaly dan para pejabat dilingkungan Pekerjaan Umum.

Dalam sambutannya Menteri PU menyatakan, inisiatif mewujudkan kota hijau memiliki makna strategis karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain pertumbuhan kota yang begitu cepat dan berimplikasi terhadap timbulnya berbagai permasalahan perkotaan seperi banjir, kemacetan, permukiman kumuh kesenjangan sosial dan lainnya.

Permasalahan perkotaan semakin berat dengan hadirnya fenomena perubahan iklim, yang menuntut kita semua untuk memikirkan secara lebih seksama, dan mengembangkan gagasan cerdas yang dituangkan ke dalam kebijaksanaan dan program yang lebih komprehensif.

Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum akan terus mendorong terwujudnya pembangunan kota yang berdasarkan penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan, yang sekaligus mampu mengakomodasi upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Yang dimaksud kota Hijau kata Menteri PU pada hakekatnya yakni kota yang berkelanjutan, yang mampu memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan system transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, serta mensinergikan lingkungan alami dan buatan, selain harus ramah lingkungan secara ekonomi produktif dan memiliki nilai tambah sosial budaya.

Kota hijau sendiri dapat dikenali antara lain dari 8 atribut, yakni perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, ketersediaan ruang terbuka hijau yang memadai, komsumsi energy yang efisien, pengelolaan limbah, bangunan hemat energy atau bangunan hijau , penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan dan peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau.

Menteri PU mengharapkan agar Aksi Damai Peduli Tata Ruang ini mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan terkait untuk dapat terus melakukan aksi nyata dalam rangka mewujudkan kota hijau masa depan, dimulai dari lingkungan masing-masing sehingga pada akhirnya kota hijau yang lebih baik menjadi kebutuhan dan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan.

Aksi tersebut tentunya tidak hadir secara mekanistik, namun perlu proses yang konsisten dan sistimatis, mulai dari sosialisasi, mobilisasi, persuasi, hingga implementasi. Dalam hal ini, aksi damai tata ruang dilakukan dengan membangun prakarsa dan komitmen hijau secara kolektif.
Sumber : MBD
Share this article :
 
© 2012. BPP AKBARINDO JAWA BARAT - All Rights Reserved
Proudly powered by Sany Corporation