JAKARTA-Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto menegaskan kontraktor
Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk itu beliau
menegaskan para kontraktor harus meningkatkan profesionalistas dan
berbagai kemampuan lainnya.
"Tidak boleh terjadi pekerjaan konstruksi dalam negeri dikuasai
asing. Kontaktor Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri
dan bila perlu dapat bersaing menggarap proyek luar negeri"ujar Djoko
Kirmanto dalam peringatan Hari Kontruksi Indonesia (25/11).
Djoko menjelaskan peringatan Hari Kontruksi Indonesia bermula dari
perjuangan karyawan PU mempertahankan gedung sate 3 desember 1945.
Semangat mempertahankan kemerdekaan itu kini diaplikasikan dalam
semangat mengisi kemerdekaan dengan cara mengembangkan konstruksi yang
berwawasan lingkungan.
"Dulu karyawan PU mempertahankan kemerdekaan, sekarang mengisi dengan
cara yang sesuai zaman, antara lain dengan penghijauan, dan
mengembangkan konstruksi berwawaskan lingkungan" jelasnya.
Djoko mengugkapkan pekerjaan konstruksi sangat terkait dengan
pekerjaan PU yang bertugas menyiapkan infrastruktur fisik. Para pekerja
konstruksi, menurut Djoko harus meningkatkan kemampuan dan
profesionalitas sehingga dapat bersaing menghadapi era globalisasi.
"Dalam pasar global asing boleh masuk ke Indonesia, kita juga boleh
keluar. Namun pasar dalam negeri harus kita kuasai, tidak boleh terjadi
pekerjaan dalam negeri dikuasai asing" tegasnya.
Penegasan Menteri Pekerjaan supaya pelaku konstruksi Indonesia
menguasai pasar konstruksi dalam negeri beralasang mengingat sejak
Masterplan Percepatan dan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) diluncurkan medio 2011 terjadi peningkatan signifikan kehadiran
perusahan konstruksi asing di Indonesia.
Data Kementerian Pekerjaan Umum mencatat tahun 2010 perusahaan jasa
konstruksi asing di Indonesia hanya 207 dan meningkat 22% menjadi 253 di
tahun 2011 pasca MP3EI diluncurkan. Sementara itu hingga kini tercatat
ada 255 perusahaan jasa konstruksi asing yang meramaikan pasar
konstruksi Indonesia. Dari jumlah 255 perusahan konstruksi asing itu
tiga besar diisi oleh perusahaan jasa konstruksi Jepang 80, Korea 60 dan
China 39.
Sementara untuk tenaga kerja konstruksi Indonesia data BP Konstruksi
menyebutkan jumlah tenaga kerja konstruksi di Indonesia mencapai 6, 3
juta orang. Dari jumlah itu hanya 10% tenaga ahli, 30% tenaga terampil
dan 60% tenaga kerja non-terampil. Dari jumlah itu hanya sekitar
125.000 tenaga ahli yang memiliki sertifikat dan 380.000 orang tenaga
kerja terampil yang bersertifikat. Sementara yang lainnya tidak memiliki
sertifikat. Sehingga peningkatan profesionalitas menjadi hal yang
urgen.
Lebih lanjut Djoko Kirmanto menegaskan dalam semangat hari konstruksi
Indonesia, ke depan konstruksi Indonesia harus menjadi semakin baik
dengan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas. "Ke depan harus
semakin baik, kokoh dan tangguh sehingga dapat bersaing" tegasnya.(msb)
sumber : bisnis.com